Minggu, 27 Januari 2008

HERBAL Atasi Asma 10 Tahun

Oleh dokter spesialis anak, Sasa kembali diterapi inhalasi. Karena Harry tahu jika inhalasi tak sanggup meredakan asma Sasa, ia pun meminta dokter untuk segera menyuntikkan Bricasma, sejenis obat asma. Dokter menolak lantaran Sasa masih anak-anak. Ketika itu, Sasa berusia 6 tahun. Namun, Harry tetap memaksa. Sasa pernah diobati seperti itu sebelumnya, kata Harry pada sang dokter.
Karena orangtua Sasa yang meminta, akhirnya dokter pun menuruti. Beberapa cc Bricasma disuntikkan ke pembuluh darah di siku bagian dalam. Limabelas menit kemudian, napas Sasa perlahan membaik. Tadinya saya khawatir Sasa tak akan tertolong, kata Harry.

Terapi Inhalasi
Sebelumnya, Sasa pernah mengalami hal serupa. Hingga sekarang, sudah tiga kali kejadian seperti itu, ujar Harry. Asma kerap menghampiri Sasa sejak berusia 3 tahun. Penyakit itu kambuh jika terkena debu, hawa dingin, atau saat pergantian musim. Jika terserang penyakit saluran pernapasan seperti pilek dan batuk, kambuhnya lebih parah sampai harus dilarikan ke rumahsakit.

Tak tega melihat penderitaan putri sulungnya itu, Harry pun harus rela melepas pekerjaan sebagai wirausahawan. Setiap Senin -Jumat, Harry harus mondar-mandir membawa Sasa ke rumahsakit untuk terapi inhalasi.
Supaya tidak bolak-balik ke rumahsakit, oleh dokter Harry disarankan membeli alat inhalasi. Pada 1999, ia membeli alat flame nouva nebulizer . Alat itu berupa kompresor pemompa uap campuran obat asma. Dosis obat:5 cc NaCl, 8 tetes Berotec, dan 20 -30 tetes Atrovent.

Meski berbagai upaya telah dilakukan Harry, tak juga mengurangi penderitaan Sasa. Obat-obatan dokter seperti Theophillin, Ventolin, Neuropect, Berotec, dan Atrhrovent, hanya sanggup mengatasi asma saat kambuh. Sudah banyak rupiah ia gelontorkan demi meredakan asma yang kerap kambuh.

Beralih Herbal
Penghujung 2006, Harry mencoba pengobatan herbal. Kebetulan tempat tinggalnya berdekatan dengan pengobat herbal di Pondokcabe, Jakarta Selatan. Oleh pengobat, Harry diberi serbuk mimba, daun sendok, pe gagan, dan patikankebo, dalam bentuk kapsul. Karena masih anak-anak, kapsul keempat jenis ramuan herbal itu dibuka dan hanya diambil serbuknya saja. Serbuk itu dilarutkan dalam 100 ml air dan madu secukupnya hingga terasa manis. Ramuan diminum setiap pagi dan malam sejam sebelum makan.

Selain ramuan herbal, Sasa juga diberi terapi jus dari sayuran seperti seledri dan brokoli. Kedua bahan itu dikombinasikan dengan pakcoy, peterseli, selada, atau bayam. Semua bahan dijus kemudian disaring hingga tersisa ampasnya. Air saringan diminum sepulang sekolah sebanyak 1 gelas sebelum makan siang. Karena jus sayuran berasa pahit, ditambahkan madu secukupnya hingga terasa manis. Selain jus sayuran, siswi kelas 6 Sekolah Dasar itu juga mengkonsumsi jus wortel yang dikombinasikan dengan buah seperti anggur, pisang, pepaya, melon, apel, atau jambu. Jus itu diminum segelas per hari sebelum makan malam.

Empat bulan mengkonsumsi ramuan herbal dan terapi jus, kondisi Sasa mulai membaik. Saat hujan dan udara dingin, asma yang kerap kambuh kini tak pernah menghampiri. Saluran pernapasannya juga tidak terlalu sensitif terhadap debu. Daya tahan anak saya lebih meningkat, ujar Harry.

Tak bisa Sembuh
Menurut Prof dr Faisal Yunus PhD SpP (K)FCCP, dokter spesialis paru dan saluran napas RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, asma timbul lantaran saluran napas yang sensitif. Ketika mendapat rangsangan, baik akibat alergi atau infeksi patogen, saluran napas menguncup dan menyempit. Akibatnya penderita batuk-batuk, sesak napas, dan kekurangan oksigen. Jika tidak tertolong, bisa meninggal. Asma disebabkan banyak faktor seperti hawa dingin, makanan yang mengandung zat aditif berbahaya, polusi udara, asap rokok, emosi, infeksi virus seperti flu, dan capai. Menurut Faisal, asma tidak bisa disembuhkan alias kronis. Namun, asma dapat dikontrol sehingga tidak mudah kambuh dengan mengkonsumsi obat. Ada 2 jenis obat:obat penghilang gejala saat kambuh seperti obat pelega napas, dan obat yang mengurangi sensitifitas saluran pernapasan sehingga asma tidak mudah kambuh.

Menurut dr Erna Cipta Fahmi, pengobat tradisional di Ciputat, Jakarta Selatan, asma pada anak-anak bisa disembuhkan karena masih dalam fase pertumbuhan. Asma tak hanya diobati saat kambuh, tapi juga segala faktor pencetus asma seperti alergi, kinerja organ pernapasan yang melemah, dan sistem pencernaan diperbaiki. Oleh sebab itu, herbal yang digunakan tidak bisa tunggal. Pegagan sangat baik memperbaiki kinerja paru-paru agar memompa oksigen dengan baik. Untuk mengatasi alergi, Erna menggunakan mimba. Sedangkan daun sendok berperan menguras zat beracun yang tersaring dan bersarang dalam hati. Zat beracun memicu alergi sehingga asma rentan kambuh.

Untuk menghilangkan racun yang berasal dari radikal bebas penyebab alergi, juga diperlukan sumber antioksidan kuat. Oleh sebab itu, terapi jus seperti seledri, brokoli, wortel, dan apel yang mengandung antioksidan tinggi juga diperlukan. Wortel berfungsi memperbaiki kinerja ginjal yang berfungsi menyaring zat beracun. Asma diperparah dengan adanya lendir sehingga mempersempit saluran pernapasan. Untuk meluruhkan dahak, digunakan ekstrak patikankebo Euphrorbia hirta.

Bahkan aktivitas Sasa kini mulai bertambah. Sekali sepekan, ia rutin mengikuti kursus alat musik di Pamulang, Tangerang. Padahal, 10 tahun silam, belajar bermain musik tak pernah terlintas di benaknya.

Tidak ada komentar: